Minggu, 14 Juni 2015

TUGAS ETIKA PROFESI & TEKNOLOGI

CYBER CAMPUS




PENGERTIAN CYBER CAMPUS
Cyber Campus adalah bentuk upaya untuk menjadikan kampus tersebut berbasis teknologi informasi. Usaha tersebut diterapkan di semua lini. Mulai dari sistem pembelajaran, kurikulum, fasilitas, maupun sarana dan prasarana lainnya. itu semua dikembangkan dengan berbasis teknologi.Hal itu bisa dilihat misalkan pada sistem pembelajaran. Seperti penggunaan power point dalam hal presentasi di depan kelas. Dan presentasi tersebut juga didukung dengan penggunaan layar LCD. Sehingga presentasi di depan  kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan.Selain itu juga bisa kita jumpai pada hal lainnya seperti pembuatan situs kampus. Disana mahasiswa bisa melihat informasi yang berkaitan dengan kampusnya.Juga ada Sistem Informasi Akademik atau disingkat dengan SIA. Pada sistem ini mahasiswa bisa menginput KRS dimana pun berada. Walaupun sedang berada di kampung halaman tetap bisa menginputnya. Disamping menginput KRS, mahasiswa juga bisa melihat KHS atau mengecek presensinya.


 KARAKTERISTIK CYBER CAMPUS
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi mengubah cara pandang, cara kerja dan sekaligus implementasi dalam bidang pembelajaran hal tersebut ditandai dengan munculnya istilah-istilah baru seperti eBook, e-learning, cyber campus. Cyber campus terkait dengan hal lain seperti distance learning, cyber campus, virtual university, e-education, e-classes dan bentuk kelas jarak jauh. interaksi yang dapat diberikan tidak terbatas pada materi yang pasif (surat), tetapi juga materi yang bersifat interaktif, baik melalui surat-menyurat (email / chating), video dan telekonferensi, maupun bentuk-bentuk lain yang layaknya ada pada kegiatan universitas tradisional.                                                  

Namun dalam kenyataannya dikondisi saat ini, konsep cyber campus belum bisa menggantikan peranan universitas tradisional, dengan keunggulan dapat mewadahi terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain. Untuk mencapai konsep Cyber University harus menggabungkan keunggulan dari konsep tradisional dengan modern, bahkan dengan menggabungkan trend yang saat ini sedang berkembang yaitu mobile, sehingga menjadi sesuatu yang baru.



 KOMPONEN-KOMPONEN CYBER CAMPUS
Komponen – komponen dan fasilitas – fasilitas yang ada pada cyber university tidak jauh berbeda dengan universitas tradisional, yang jauh berbeda lebih kepada cara penyajian dan cara mengakses. Berikut adalah beberapa contoh transformasi kampus tradisional menuju cyber university :
-       Perpustakaan à Virtual Library, dimana materi yang disediakan di perpustakaan bukan lagi dalam bentuk buku melainkan digital multimedia. Dengan kata lain perpustakaan ini dapat diakses dari manapun dan dimanapun
-       Teacher Portal à Dosen disarankan memiliki sebuah portal pribadi, dimana nantinya silabus – silabus dan materi yang sudah disampaikan maupun belum dapat diakses secara langsung oleh mahasiswa melalui portal dosen tersebut.
-       Live Teaching Studio à Seperti sudah dijelaskan diatas, dosen tidak mengajar didepan kelas, melainkan didalam sebuah studio dimana itu akan disiarkan secara langsung kepada mahasiswa.
-       Bulletin / discussion board dimana ini merupakan tempat diskusi materi – materi pelajaran yang diberikan oleh dosen.
-       Personal Chat Room, ini merupakan sebuah tempat dimana antar mahasiswa dan dosen bisa berdiskusi secara langsung.
Beberapa contoh di atas adalah sebagian contoh kecil transformasi universitas tradisional ke cyber university. Kemajuan Teknologi Informasi, Komunikasi, Komputer memegang peranan penting terciptanya Cyber University ini.

 OPTIMALKAN KREATIFITAS MAHASISWA DENGAN CYBER CAMPUS
Dewasa ini kreatifitas sudah menjadi kebutuhan yang nantinya akan sangat dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa di berbagai aspek kehidupan. Mahasiswa identik dengan kreatifitas tanpa batas di bidang mereka masing-masing. Pemikiran mereka yang sudah mulai memasuki fase dewasa awal dituntut untuk melakukan berbagai inovasi untuk masa depan melalui kreatifitas dalam studi mereka di perguruan tinggi. Tentunya, kreatifitas dapat diciptakan dengan keadaan sembarang, sengaja maupun tidak serta pada waktu yang tidak dapat ditentukan. Banyak mahasiswa yang menggunakan pikiran dan tenaga mereka untuk menciptakan kreatifitas dan banyak pula yang menciptakan kreatifitas secara tidak sengaja dan acak. Artinya, walaupun dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk menciptakan suatu pikiran kreatif, mereka mampu melahirkan ide-ide kratif. Sesuai dengan teori kreatifitas dapat lahir dengan keadaan seperti apapun, para mahasiswa jurusan Manajemen Administrasi yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas Bina Sarana Informatika, melatih kemampuan melahirkan kreatifitas mereka dengan memanfaatkan fasilitas Cyber Campus yang memungkinkan mereka mengakses banyak inspirasi melalui fasilitas online yang disediakan oleh pihak kampus. Bukan tidak mungkin menjadi kreatif dengan banyak mengambil ilmu pengetahuan dan berbagai pengetahuan umum dari keuntungan sistem Cyber Campus. Kegiatan mengakses berbagai pengetahuan umum secara online dengan mudah serta luas menjadi dasar bagi mahasiswa untuk banyak melahap berbagai informasi positif yang menunjang studi mereka. Para mahasiswa semester satu ini mengoptimalkan fasilitas yang disediakan kampus untuk banyak belajar dan mengambil contoh kreatifitas dari layanan internet dengan akses yang cepat. Fasilitas yang di sediakan kampus ini menjadi keuntungan sendiri bagi perkembangan kreatifitas mahasiswa. Bukan hanya mengembangkan komunikasi melalui fasilitas ini, tetapi juga mengembangkan daya kreatifitas mereka sebagai mahasiswa.





     CONTOH KASUS CYBER CAMPUS DI INDONESIA
      Berikut kasus-kasus cyber campus yang sudah terjadi di Indonesia :
1.      Penjual ijazah Online
Penyedia layanan pembuatan ijazah palsu di internet boleh saja mengumbar janji-janji manis. Namun yang pasti, ijazah abal-abal tersebut tak bisa didapatkan dengan harga murah. Biaya yang dipatok sampai puluhan juta.
Memang, harga yang dibebankan kepada pelanggan aksi kejahatan ini tergantung dari tingkat pendidikan yang ingin didapatkan hingga nama kampus mana yang akan dicatut. Semakin tinggi gelar semakin mahal pula, termasuk untuk urusan kampus. Semakin populer kampus tersebut, harga akan sangat berpengaruh.
Satu situs yang menawarkan layanan pembuatan ijazah palsu yang disambangi detikINET misalnya, membanderol pembuatan untuk ijazah S1 di kisaran angka Rp 8,5 - Rp 19,5 juta. Nama-nama kampus ternama pun mereka tawarkan, mulai dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, hingga Institut Teknologi Bandung.
"Ijazah dijamin terdaftar di Kopertis dan Universitas. Bisa kuliah cepat di IPB, ITB, UGM, UI, dan PTS yang lain," tulis situs tersebut.
Harga ijazah palsu yang beredar di internet memang beragam. Situs lain yang memiliki modus serupa memiliki banderol harga lain.
"Ijazah S1 = Rp 8,500,000 - Rp 13,500,000, Ijazah S2 = Rp 14,500,000 - Rp 18,500,000, Ijazah Akta IV-4 = Rp 9,000,000 [Univ Negeri Jakarta, Univ Muhammadiyah Surakarta, Univ Negeri Malang, Univ Ahmad Dahlan], Ijazah D3 = Rp 5,500,000 - Rp 6,500,000, Sertifikat TOEFL = Rp 1,500,000," tulis situs lainnya. "Kenapa pilih untuk beli ijazah? Alasannya adalah untuk kelancaran kehidupan anda dan membantu anda mendapatkan kerja yang anda impikan," lanjutnya Pelaku pembuat ijazah palsu boleh saja mengklaim demikian. Namun ingat, ketika di dunia kerja, ijazah tak akan berlaku jika tidak adanya kemampuan. Artinya, Anda hanya akan mempermalukan diri sendiri ketika ijazah abal-abal tersebut menunjukkan nilai fenomenal, namun Anda sendiri tak memiliki kemampuan. Belum lagi jika ketahuan menggunakan ijazah palsu. Ancaman hukuman dari pihak berwajib pastinya telah menanti. Termasuk bagi pelaku pembuatan ijazah palsu ini sendiri. Seperti yang baru saja diungkap oleh Subdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya yang membongkar situs yang menyediakan jasa pembuatan ijazah palsu, www.ijazahaspal.com. Tiga tersangka diamankan dalam kasus tersebut. Tiga orang tersangka yang diamankan yakni Yogi Saputro, Ichwan Setiawan dan Agus Budiyanto. Ketiganya dikenakan Pasal 263 KUHP dan atau pasal 264 KUHP tentang pemalsuan dalam data otentik.
Sumber:
ITB Gelar Indonesia Cyber Crime Summit 2014
Agie Permadi
Kamis,  9 Oktober 2014  −  15:39 WIB

2.      Pembelian skripsi
Buat apa susah-susah bikin skripsi sendiri. Sebab ijazah bagai lampu kristal yang mewah. Ada di ruang tamu hiasan lambang gengsi. Tinggal membeli tenang sajalah... Penggalan lirik Teman Kawanku Punya Teman milik Iwan Fals ini seolah menjadi satire bagi sebagian kaum intelektual di Tanah Air. Tak bisa dimungkiri, status mahasiswa masih dianggap mentereng di negeri ini. Dengan status itu pula, gelar sarjana siap digenggam. Usaha keras harus dilakukan untuk memburu titel prestisius yang dipajang di belakang nama itu. Namun tak sedikit yang mengambil jalan pintas termasuk membeli karya akhir sebagai syarat kelulusan seperti skripsi, tesis, atau disertasi. Semua bisa dibeli.
Kenyataan inilah yang mengusik tim Sigi SCTV untuk menelisik jual beli skripsi di Yogyakarta. Sebagai kota pelajar, Yogya memang menjadi pasar terbesar para pedagang skripsi. Jumlah mahasiswa di Kota Gudeg ini mencapai ratusan ribu. Di luar tiga perguruan tinggi negeri yang bercokol di kota ini, ada 113 perguruan tinggi swasta dengan 772 program studi. Hasilnya mengagetkan. Tim Sigi menemukan sentra khusus penjualan karya akhir mahasiswa di Pasar Bringharjo. Karya ilmiah itu dipajang bercampur buku sekolah atau buku mahasiswa. Shopping, begitu masyarakat setempat menyebut transaksi jual beli skripsi. Tinggal sebut jurusan dan strata pendidikan, maka penjual segera menyodorkan katalog. Daftar koleksi mereka, cukup lengkap. Nyaris semua strata dan program jurusan bisa ditemukan. Cuma paling apes, karya akhir yang didapat bisa jadi sudah dijiplak berkali-kali.
Soal harga, tak perlu khawatir. Karya ilmiah di Bringharjo lumayan murah. Dengan uang Rp 60 ribu, skripsi yang dicari bisa dibawa pulang. Sementara tesis dipatok Rp 150 ribu dan Rp 500 ribu untuk disertasi. Namun tak jarang, judul dalam katalog tak berada di pasar buku itu. Para penjual biasa menyimpan skripsi, tesis, atau disertasi di rumah. Untuk melihat koleksi yang lebih lengkap, tim Sigi mendatangi rumah seorang penjual karya ilmiah di daerah Banguntapan, Bantul. Di tempat itu, ratusan karya akhir mahasiswa dari berbagai strata menumpuk dengan rapi. Semua masih utuh lengkap dengan jilid dan sampul aslinya. Tanpa proses yang berbelit-belit, kopi disertasi keluaran Universitas Gadjah Mada Tahun 2000 pun berpindah tangan. Usut punya usut, sang pedagang--sebut saja Marni--mengaku memulai bisnis ini sejak 1995. Dagangan skripsinya laris manis bak kacang goreng. Bahkan langganan Marni tak terbatas hanya di Yogyakarta. "Pesan lewas SMS [pesan pendek], tinggal tambah ongkos kirim," ujar Marni dengan enteng.
Rental pengetikan komputer di daerah Yogya pun ketiban rezeki. Mahasiswa yang malas mengetik ulang kopi skripsi yang dibelinya memilih untuk menyerahkannya ke jasa pengetikan. Saking malasnya, para mahasiswa instan ini terkadang hanya mengubah nama, lokasi, dan waktu penelitian. Tak jarang pula, penjual skripsi memasang iklan melalui spanduk atau pamflet. Layaknya bisnis legal, mereka siap menjadi konsultan pembuatan tugas akhir. Biro-biro jasa ini bahkan melibatkan dosen. Soal harga, semua bisa dinegosiasikan. Tarif pembuatan tesis hingga rampung dipatok Rp 3,5 juta sampai Rp 6 juta. Layaknya transaksi bisnis, ada kontrak yang harus ditandatangani termasuk pembayaran yang bisa diangsur. Tak hanya di Yogya, bisnis tugas akhir juga terjadi di kota lain. Di Jakarta misalnya, penjual skripsi dengan mudah dijumpai di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Harganya pun lebih murah dengan kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung jenis penelitian dan tanggal kelulusan sarjana pemiliknya. Lain Jakarta lain pula di Bogor, Jawa Barat. Di Kota Hujan ini sebuah skripsi dihargai Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta. Sedangkan tesis, mencapai Rp 6 juta.
Jika skripsi plagiat ini sudah begitu menjamur, lalu di mana peran dosen pembimbing? Kalau sudah begini, ujungnya lagi-lagi masalah klasik, soal kesejahteraan yang membuat para dosen mengasong alias ngajar sana-sini sehingga tak lagi memperhatikan kualitas akademik. Kesempatan ini lantas dimanfaatkan mahasiswa yang mencari jalan pintas. "Karena dosennya tidak kontrol, bablas," ungkap seorang sosiolog, Heru Nugroho. Kelemahan kontrol ini diakui pengelola UGM. Kampus sebesar itu pun pernah terkena kasus disertasi plagiat. Budi Prasetyo, Direktur Administrasi Akademik UGM mengungkapkan kasus tersebut terjadi di akhir tahun 2000. Setelah melalui perdebatan panjang, sarjana tersebut dicabut kelulusannya. Namun sayang, sanksi akademis tak sampai menyentuh dosen pembimbingnya.
Hal senada diungkapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri Brodjonegoro. Ia menilai kasus jual beli skripsi terjadi karena dosen kurang ketat mengawasi mahasiswa bimbingannya. "Mungkin masalah waktu. Sibuk cari uang," tambah Satryo. Idealnya, satu dosen maksimal membimbing lima mahasiswa. Namun yang terjadi, seorang dosen bisa membimbing 10 sampai dengan 40 orang. Bisnis jual-menjual, praktik jiplak-menjiplak skripsi sepertinya sudah umum di mana-mana. Dengan sedikit akal bulus plus fulus, mahasiswa malas akhirnya lulus. Lantas bagaimana nasib dunia pendidikan Tanah Air? Jika sudah begini, masih pantaskah mahasiswa disebut kaum intelektual?.Kerja. Itulah ujung yang dicari sebagian besar mahasiswa. Jika sudah sampai di titik ini, ijazah, gelar, atau titel sarjana banyak berbicara. Tak heran, banyak mahasiswa menghalalkan segala cara untuk merengkuhnya. Lalu bagaimana dengan skripsi sebagai karya otentik intelektualitas sarjana? Tak usah terlalu dipikirkan. Toh pada saat wawancara kerja kelak, tak ada yang peduli meski skripsi itu dibeli di emper jalan.(TOZ/Tim Sigi SCTV)

3.      Hacking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat memberikan layanan.Pada kasus Hacking ini biasanya modus seorang hacker adalah untuk menipu atau mengacak-acak data sehingga pemilik tersebut tidak dapat mengakses web miliknya. Untuk kasus ini Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik orang lain, seperti website atau program menjadi tidak berfungsi atau dapat digunakan sebagaimana mestinya






KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat kami simpulkan, Cyber Campus sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa karena dapat meningkatkan kreatifitas sebagai mahasiswa. Cyber Campus memungkinkan mereka mengakses banyak inspirasi melalui fasilitas online yang disediakan oleh pihak kampus.

SARAN

          Berkaitan dengan cyber campus tersebut maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan penggunaan fasilitas yang ada di cyber campus, untuk itu yang perlu diperhatikan adalah :
1.          Dalam penggunaan teknologi sebagai salah satu contohnya adalah penerapan e-learning . untuk meningkatkan efisiensinya yaitu dengan memperbanyak informasi yang diupload setiap harinya agar informasi atau ilmu yang diperoleh siswa tidak monoton atau itu-itu saja terkecuali jika ilmu yang sudah baku. Dosen juga harus aktif memnyampaikan apa yang ingin diajarkan kepada mahasiswa melalui e-learning agar ketika bertemu dengan mahasiswa , dosen tidak perlu panjang lebar menjelaskan materi karena sebelumnya telah dijelaskan melalui website e-learning. Dan mahasiswa harus aktif daalam menggunakan e-learning agar dapat belajar secara mandiri.
2.         Memperbaiki kembali system website atau aplikasi agar lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dan dosen, juga kecepatan dalam pemrosesan data tentunya ini berkaitan dengan akses internet. Dan peningkatan keamanan jaringan internet agar mahasiswa tidak salah dalam menggunakannya.
3.         Melatih dan membiasakan mahasiswa dalam menggunakan teknologi terkomputerisasi agar lebih mudah dalam penggunaanya untuk meminimalisir human error.
4.         Jika kampus ingin meningkatkan kualitas teknologi, seharusnya siap untuk mengeluarkan biaya yang lebih karena memang teknologi di zaman sekarang ini tidaklah murah, terkecuali sumber daya manusia yang ada pada kampus tersebut dapat menciptakan teknolgi baru yang canggih yang bermanfaat untuk proses belajar dan mengajar




Tidak ada komentar:

Posting Komentar