CYBER CAMPUS
PENGERTIAN CYBER CAMPUS
Cyber
Campus adalah bentuk upaya untuk menjadikan kampus tersebut
berbasis teknologi informasi. Usaha tersebut diterapkan di semua lini. Mulai
dari sistem pembelajaran, kurikulum, fasilitas, maupun sarana dan prasarana
lainnya. itu semua dikembangkan dengan berbasis teknologi.Hal itu bisa dilihat
misalkan pada sistem pembelajaran. Seperti penggunaan power point dalam hal
presentasi di depan kelas. Dan presentasi tersebut juga didukung dengan
penggunaan layar LCD. Sehingga presentasi di depan kelas menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.Selain itu juga bisa kita jumpai pada hal lainnya seperti
pembuatan situs kampus. Disana mahasiswa bisa melihat informasi yang berkaitan
dengan kampusnya.Juga ada Sistem Informasi Akademik atau disingkat dengan SIA.
Pada sistem ini mahasiswa bisa menginput KRS dimana pun berada. Walaupun sedang
berada di kampung halaman tetap bisa menginputnya. Disamping menginput KRS,
mahasiswa juga bisa melihat KHS atau mengecek presensinya.
KARAKTERISTIK CYBER CAMPUS
Perkembangan teknologi khususnya
teknologi informasi mengubah cara pandang, cara kerja dan sekaligus
implementasi dalam bidang pembelajaran hal tersebut ditandai dengan munculnya
istilah-istilah baru seperti eBook, e-learning, cyber campus. Cyber campus
terkait dengan hal lain seperti distance learning, cyber campus, virtual
university, e-education, e-classes dan bentuk kelas jarak jauh. interaksi yang
dapat diberikan tidak terbatas pada materi yang pasif (surat), tetapi juga
materi yang bersifat interaktif, baik melalui surat-menyurat (email / chating),
video dan telekonferensi, maupun bentuk-bentuk lain yang layaknya ada pada
kegiatan universitas tradisional.
Namun dalam kenyataannya dikondisi saat
ini, konsep cyber campus belum bisa menggantikan peranan universitas
tradisional, dengan keunggulan dapat mewadahi terjadinya interaksi antar
individu satu dengan yang lain. Untuk mencapai konsep Cyber University harus
menggabungkan keunggulan dari konsep tradisional dengan modern, bahkan dengan
menggabungkan trend yang saat ini sedang berkembang yaitu mobile, sehingga
menjadi sesuatu yang baru.
KOMPONEN-KOMPONEN CYBER
CAMPUS
Komponen – komponen dan
fasilitas – fasilitas yang ada pada cyber university tidak jauh berbeda dengan
universitas tradisional, yang jauh berbeda lebih kepada cara penyajian dan cara
mengakses. Berikut adalah beberapa contoh transformasi kampus tradisional
menuju cyber university :
- Perpustakaan à Virtual Library, dimana
materi yang disediakan di perpustakaan bukan lagi dalam bentuk buku melainkan
digital multimedia. Dengan kata lain perpustakaan ini dapat diakses dari
manapun dan dimanapun
- Teacher Portal à Dosen disarankan
memiliki sebuah portal pribadi, dimana nantinya silabus – silabus dan materi
yang sudah disampaikan maupun belum dapat diakses secara langsung oleh
mahasiswa melalui portal dosen tersebut.
- Live Teaching Studio à Seperti sudah
dijelaskan diatas, dosen tidak mengajar didepan kelas, melainkan didalam sebuah
studio dimana itu akan disiarkan secara langsung kepada mahasiswa.
- Bulletin / discussion board dimana ini
merupakan tempat diskusi materi – materi pelajaran yang diberikan oleh dosen.
- Personal Chat Room, ini merupakan sebuah
tempat dimana antar mahasiswa dan dosen bisa berdiskusi secara langsung.
Beberapa contoh di atas adalah sebagian
contoh kecil transformasi universitas tradisional ke cyber university. Kemajuan
Teknologi Informasi, Komunikasi, Komputer memegang peranan penting terciptanya
Cyber University ini.
OPTIMALKAN KREATIFITAS
MAHASISWA DENGAN CYBER CAMPUS
Dewasa ini kreatifitas sudah
menjadi kebutuhan yang nantinya akan sangat dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa
di berbagai aspek kehidupan. Mahasiswa identik dengan kreatifitas tanpa batas
di bidang mereka masing-masing. Pemikiran mereka yang sudah mulai memasuki fase
dewasa awal dituntut untuk melakukan berbagai inovasi untuk masa depan melalui
kreatifitas dalam studi mereka di perguruan tinggi. Tentunya, kreatifitas dapat
diciptakan dengan keadaan sembarang, sengaja maupun tidak serta pada waktu yang
tidak dapat ditentukan. Banyak mahasiswa yang menggunakan pikiran dan tenaga
mereka untuk menciptakan kreatifitas dan banyak pula yang menciptakan
kreatifitas secara tidak sengaja dan acak. Artinya, walaupun dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk menciptakan suatu pikiran kreatif, mereka mampu
melahirkan ide-ide kratif. Sesuai dengan teori kreatifitas dapat lahir dengan
keadaan seperti apapun, para mahasiswa jurusan Manajemen Administrasi yang
sedang mengenyam pendidikan di Universitas Bina Sarana Informatika, melatih
kemampuan melahirkan kreatifitas mereka dengan memanfaatkan fasilitas Cyber
Campus yang memungkinkan mereka mengakses banyak inspirasi melalui fasilitas
online yang disediakan oleh pihak kampus. Bukan tidak mungkin menjadi kreatif
dengan banyak mengambil ilmu pengetahuan dan berbagai pengetahuan umum dari
keuntungan sistem Cyber Campus. Kegiatan mengakses berbagai pengetahuan umum
secara online dengan mudah serta luas menjadi dasar bagi mahasiswa untuk banyak
melahap berbagai informasi positif yang menunjang studi mereka. Para mahasiswa
semester satu ini mengoptimalkan fasilitas yang disediakan kampus untuk banyak
belajar dan mengambil contoh kreatifitas dari layanan internet dengan akses
yang cepat. Fasilitas yang di sediakan kampus ini menjadi keuntungan sendiri
bagi perkembangan kreatifitas mahasiswa. Bukan hanya mengembangkan komunikasi
melalui fasilitas ini, tetapi juga mengembangkan daya kreatifitas mereka
sebagai mahasiswa.
CONTOH KASUS CYBER CAMPUS DI INDONESIA
Berikut
kasus-kasus cyber campus yang sudah terjadi di Indonesia :
1.
Penjual ijazah Online
Penyedia layanan pembuatan ijazah palsu di internet
boleh saja mengumbar janji-janji manis. Namun yang pasti, ijazah abal-abal
tersebut tak bisa didapatkan dengan harga murah. Biaya yang dipatok sampai
puluhan juta.
Memang, harga yang dibebankan kepada pelanggan aksi
kejahatan ini tergantung dari tingkat pendidikan yang ingin didapatkan hingga
nama kampus mana yang akan dicatut. Semakin tinggi gelar semakin mahal pula,
termasuk untuk urusan kampus. Semakin populer kampus tersebut, harga akan
sangat berpengaruh.
Satu situs yang menawarkan layanan pembuatan ijazah
palsu yang disambangi detikINET misalnya, membanderol pembuatan untuk
ijazah S1 di kisaran angka Rp 8,5 - Rp 19,5 juta. Nama-nama kampus ternama pun
mereka tawarkan, mulai dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia,
hingga Institut Teknologi Bandung.
"Ijazah dijamin terdaftar di Kopertis dan
Universitas. Bisa kuliah cepat di IPB, ITB, UGM, UI, dan PTS yang lain,"
tulis situs tersebut.
Harga ijazah palsu yang beredar di internet memang
beragam. Situs lain yang memiliki modus serupa memiliki banderol harga lain.
"Ijazah S1 = Rp 8,500,000 - Rp 13,500,000, Ijazah
S2 = Rp 14,500,000 - Rp 18,500,000, Ijazah Akta IV-4 = Rp 9,000,000 [Univ
Negeri Jakarta, Univ Muhammadiyah Surakarta, Univ Negeri Malang, Univ Ahmad
Dahlan], Ijazah D3 = Rp 5,500,000 - Rp 6,500,000, Sertifikat TOEFL = Rp
1,500,000," tulis situs lainnya. "Kenapa pilih untuk beli ijazah?
Alasannya adalah untuk kelancaran kehidupan anda dan membantu anda mendapatkan
kerja yang anda impikan," lanjutnya Pelaku pembuat ijazah palsu boleh saja
mengklaim demikian. Namun ingat, ketika di dunia kerja, ijazah tak akan berlaku
jika tidak adanya kemampuan. Artinya, Anda hanya akan mempermalukan diri
sendiri ketika ijazah abal-abal tersebut menunjukkan nilai fenomenal, namun
Anda sendiri tak memiliki kemampuan. Belum lagi jika ketahuan menggunakan
ijazah palsu. Ancaman hukuman dari pihak berwajib pastinya telah menanti.
Termasuk bagi pelaku pembuatan ijazah palsu ini sendiri. Seperti yang baru saja
diungkap oleh Subdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro
Jaya yang membongkar situs yang menyediakan jasa pembuatan ijazah palsu,
www.ijazahaspal.com. Tiga tersangka diamankan dalam kasus tersebut. Tiga orang
tersangka yang diamankan yakni Yogi Saputro, Ichwan Setiawan dan Agus
Budiyanto. Ketiganya dikenakan Pasal 263 KUHP dan atau pasal 264 KUHP tentang
pemalsuan dalam data otentik.
Sumber:
ITB
Gelar Indonesia Cyber Crime Summit 2014
Agie
Permadi
Kamis,
9 Oktober 2014 − 15:39 WIB
2.
Pembelian skripsi
Buat apa susah-susah
bikin skripsi sendiri. Sebab ijazah bagai lampu kristal yang mewah. Ada di
ruang tamu hiasan lambang gengsi. Tinggal membeli tenang sajalah... Penggalan
lirik Teman
Kawanku Punya Teman milik Iwan Fals ini
seolah menjadi satire bagi sebagian kaum intelektual di Tanah Air. Tak bisa
dimungkiri, status mahasiswa masih dianggap mentereng di negeri ini. Dengan
status itu pula, gelar sarjana siap digenggam. Usaha keras harus dilakukan
untuk memburu titel prestisius yang dipajang di belakang nama itu. Namun tak
sedikit yang mengambil jalan pintas termasuk membeli karya akhir sebagai syarat
kelulusan seperti skripsi, tesis, atau disertasi. Semua bisa dibeli.
Kenyataan inilah yang
mengusik tim Sigi SCTV untuk
menelisik jual beli skripsi di Yogyakarta. Sebagai kota pelajar, Yogya memang
menjadi pasar terbesar para pedagang skripsi. Jumlah mahasiswa di Kota Gudeg
ini mencapai ratusan ribu. Di luar tiga perguruan tinggi negeri yang bercokol
di kota ini, ada 113 perguruan tinggi swasta dengan 772 program studi. Hasilnya
mengagetkan. Tim Sigi menemukan sentra khusus penjualan karya akhir mahasiswa
di Pasar Bringharjo. Karya ilmiah itu dipajang bercampur buku sekolah atau buku
mahasiswa. Shopping,
begitu masyarakat setempat menyebut transaksi jual beli skripsi. Tinggal sebut
jurusan dan strata pendidikan, maka penjual segera menyodorkan katalog. Daftar
koleksi mereka, cukup lengkap. Nyaris semua strata dan program jurusan bisa
ditemukan. Cuma paling apes, karya akhir yang didapat bisa jadi sudah dijiplak
berkali-kali.
Soal harga, tak perlu
khawatir. Karya ilmiah di Bringharjo lumayan murah. Dengan uang Rp 60 ribu,
skripsi yang dicari bisa dibawa pulang. Sementara tesis dipatok Rp 150 ribu dan
Rp 500 ribu untuk disertasi. Namun tak jarang, judul dalam katalog tak berada
di pasar buku itu. Para penjual biasa menyimpan skripsi, tesis, atau disertasi
di rumah. Untuk melihat koleksi yang lebih lengkap, tim Sigi mendatangi rumah
seorang penjual karya ilmiah di daerah Banguntapan, Bantul. Di tempat itu,
ratusan karya akhir mahasiswa dari berbagai strata menumpuk dengan rapi. Semua
masih utuh lengkap dengan jilid dan sampul aslinya. Tanpa proses yang
berbelit-belit, kopi disertasi keluaran Universitas Gadjah Mada Tahun 2000 pun
berpindah tangan. Usut punya usut, sang pedagang--sebut saja Marni--mengaku
memulai bisnis ini sejak 1995. Dagangan skripsinya laris manis bak kacang
goreng. Bahkan langganan Marni tak terbatas hanya di Yogyakarta. "Pesan
lewas SMS [pesan pendek], tinggal tambah ongkos kirim," ujar Marni dengan
enteng.
Rental pengetikan
komputer di daerah Yogya pun ketiban rezeki. Mahasiswa yang malas mengetik
ulang kopi skripsi yang dibelinya memilih untuk menyerahkannya ke jasa
pengetikan. Saking malasnya, para mahasiswa instan ini terkadang hanya mengubah
nama, lokasi, dan waktu penelitian. Tak jarang pula, penjual skripsi memasang
iklan melalui spanduk atau pamflet. Layaknya bisnis legal, mereka siap menjadi
konsultan pembuatan tugas akhir. Biro-biro jasa ini bahkan melibatkan dosen.
Soal harga, semua bisa dinegosiasikan. Tarif pembuatan tesis hingga rampung
dipatok Rp 3,5 juta sampai Rp 6 juta. Layaknya transaksi bisnis, ada kontrak
yang harus ditandatangani termasuk pembayaran yang bisa diangsur. Tak hanya di
Yogya, bisnis tugas akhir juga terjadi di kota lain. Di Jakarta misalnya,
penjual skripsi dengan mudah dijumpai di kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Harganya pun lebih murah dengan kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung
jenis penelitian dan tanggal kelulusan sarjana pemiliknya. Lain Jakarta lain
pula di Bogor, Jawa Barat. Di Kota Hujan ini sebuah skripsi dihargai Rp 1,5
juta sampai Rp 3 juta. Sedangkan tesis, mencapai Rp 6 juta.
Jika skripsi plagiat
ini sudah begitu menjamur, lalu di mana peran dosen pembimbing? Kalau sudah
begini, ujungnya lagi-lagi masalah klasik, soal kesejahteraan yang membuat para
dosen mengasong alias ngajar sana-sini sehingga tak lagi memperhatikan kualitas akademik.
Kesempatan ini lantas dimanfaatkan mahasiswa yang mencari jalan pintas.
"Karena dosennya tidak kontrol, bablas," ungkap seorang sosiolog,
Heru Nugroho. Kelemahan kontrol ini diakui pengelola UGM. Kampus sebesar itu
pun pernah terkena kasus disertasi plagiat. Budi Prasetyo, Direktur
Administrasi Akademik UGM mengungkapkan kasus tersebut terjadi di akhir tahun
2000. Setelah melalui perdebatan panjang, sarjana tersebut dicabut
kelulusannya. Namun sayang, sanksi akademis tak sampai menyentuh dosen
pembimbingnya.
Hal senada
diungkapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri
Brodjonegoro. Ia menilai kasus jual beli skripsi terjadi karena dosen kurang
ketat mengawasi mahasiswa bimbingannya. "Mungkin masalah waktu. Sibuk cari
uang," tambah Satryo. Idealnya, satu dosen maksimal membimbing lima mahasiswa.
Namun yang terjadi, seorang dosen bisa membimbing 10 sampai dengan 40 orang.
Bisnis jual-menjual, praktik jiplak-menjiplak skripsi sepertinya sudah umum di
mana-mana. Dengan sedikit akal bulus plus fulus, mahasiswa malas akhirnya
lulus. Lantas bagaimana nasib dunia pendidikan Tanah Air? Jika sudah begini,
masih pantaskah mahasiswa disebut kaum intelektual?.Kerja. Itulah ujung yang
dicari sebagian besar mahasiswa. Jika sudah sampai di titik ini, ijazah, gelar,
atau titel sarjana banyak berbicara. Tak heran, banyak mahasiswa menghalalkan
segala cara untuk merengkuhnya. Lalu bagaimana dengan skripsi sebagai karya
otentik intelektualitas sarjana? Tak usah terlalu dipikirkan. Toh pada saat
wawancara kerja kelak, tak ada yang peduli meski skripsi itu dibeli di emper jalan.(TOZ/Tim
Sigi SCTV)
3.
Hacking
Istilah hacker biasanya
mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer
secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang
sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker.
Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan
kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet
memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang
lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan
target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of Service).
Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang, crash)
sehingga tidak dapat memberikan layanan.Pada kasus Hacking ini biasanya modus
seorang hacker adalah untuk menipu atau mengacak-acak data sehingga pemilik
tersebut tidak dapat mengakses web miliknya. Untuk kasus ini Pasal 406 KUHP
dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik orang
lain, seperti website atau program menjadi tidak berfungsi atau dapat digunakan
sebagaimana mestinya
KESIMPULAN
Berdasarkan
data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat kami simpulkan, Cyber Campus sangat bermanfaat sekali
bagi mahasiswa karena dapat meningkatkan kreatifitas sebagai mahasiswa. Cyber
Campus memungkinkan mereka mengakses banyak inspirasi melalui fasilitas online
yang disediakan oleh pihak kampus.
SARAN
Berkaitan dengan cyber campus tersebut maka perlu adanya
upaya untuk meningkatkan penggunaan fasilitas yang ada di cyber campus, untuk
itu yang perlu diperhatikan adalah :
1.
Dalam
penggunaan teknologi sebagai salah satu contohnya adalah penerapan e-learning .
untuk meningkatkan efisiensinya yaitu dengan memperbanyak informasi yang
diupload setiap harinya agar informasi atau ilmu yang diperoleh siswa tidak
monoton atau itu-itu saja terkecuali jika ilmu yang sudah baku. Dosen juga
harus aktif memnyampaikan apa yang ingin diajarkan kepada mahasiswa melalui
e-learning agar ketika bertemu dengan mahasiswa , dosen tidak perlu panjang
lebar menjelaskan materi karena sebelumnya telah dijelaskan melalui website
e-learning. Dan mahasiswa harus aktif daalam menggunakan e-learning agar dapat
belajar secara mandiri.
2.
Memperbaiki
kembali system website atau aplikasi agar lebih mudah dipahami oleh mahasiswa
dan dosen, juga kecepatan dalam pemrosesan data tentunya ini berkaitan dengan
akses internet. Dan peningkatan keamanan jaringan internet agar mahasiswa tidak
salah dalam menggunakannya.
3.
Melatih
dan membiasakan mahasiswa dalam menggunakan teknologi terkomputerisasi agar
lebih mudah dalam penggunaanya untuk meminimalisir human error.
4.
Jika
kampus ingin meningkatkan kualitas teknologi, seharusnya siap untuk
mengeluarkan biaya yang lebih karena memang teknologi di zaman sekarang ini
tidaklah murah, terkecuali sumber daya manusia yang ada pada kampus tersebut
dapat menciptakan teknolgi baru yang canggih yang bermanfaat untuk proses
belajar dan mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar